Share:
Customer Solution
Transformasi Digital Bank Jatim, Ciptakan SDM Berdaya Saing Tinggi
22 May 2023
Share:

Perkembangan teknologi digital telah membawa berbagai macam perubahan ke dalam kehidupan maupun dalam berbisnis. Ini terjadi karena adanya pergeseran behavior yang semula konvensional, kini berubah menjadi semakin modern. Hadirnya era baru yakni era digital 5.0, membuat perusahaan mulai mengubah strateginya mengikuti arus perkembangan zaman. Teknologi digital kini menjadi kebutuhan utama dan menuntut berbagai lini bisnis termasuk salah satunya industri Perbankan untuk beradaptasi dan bergerak secara cepat dalam menghadapi dinamika serta perubahan pola konsumsi masyarakat menuju perbankan digital.

Pemanfaatan teknologi digital dalam industri Perbankan, telah membawa perubahan yang cukup signifikan terhadap kemajuan perusahaan. Dilansir dari Bank Indonesia, terdapat beberapa faktor pendorong digitalisasi yang tercermin dalam 3 (tiga) aspek utama, yakni digital opportunity yang termasuk potensi demografis, ekonomi, dan peningkatan konsumen; digital behavior yang meliputi meningkatkan penggunaan aplikasi yang berbasis digital; serta digital transaction yang meliputi transaksi secara online, transaksi digital banking, dan transaksi uang elektronik/e-money.

Sebagai bank terbesar di Jawa Timur, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) tengah gencar melakukan berbagai inovasi layanan berbasis teknologi digital. Penggunaan layanan transaksi digital yang kian meningkat terlebih pasca Pandemi COVID-19, membuat Bank Jatim melangkah pasti ke arah transformasi untuk semakin mempermudah nasabah dalam mengakses transaksi perbankan dan memberikan layanan yang terbaik bagi para nasabahnya. Dengan transformasi digital itu akan mengubah behavior dan juga akan menciptakan peluang yang lebih luas dan lebih besar.

Kompetisi di bisnis Perbankan ini sangat lah tinggi dan dinamis, karna tidak hanya perbankan saja yang bermain di pasar finansial. Banyak sekali para pemain Fintech maupun e-Commerce kini bisa menghimpun dana masyarakat. Sehingga dengan munculnya juga pesaing yang sangat tinggi dan berat di industri jasa keuangan, apabila tidak segera berubah ke digital, Perbankan bisa kalah bersaing dan tertinggal.

SDM Jadi Faktor Penting Proses Transformasi Perusahaan

Agar bisnis Perbankan dapat tumbuh dan terus berkembang di era digital banking saat ini, perlu ditopang oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan handal untuk bisa memenangkan persaingan di industri digital. Dalam hal ini, SDM memiliki peran yang sangat krusial. Sumber daya manusia yang kompeten menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan transformasi perusahaan. Karenanya, adanya peningkatan kualitas SDM menjadi sangat penting sehingga dapat memiliki daya saing yang kuat di era revolusi digital saat ini dan di masa yang akan datang.

Guna mewujudkan visi Bank Jatim yakni untuk menjadi BPD No. 1 di Indonesia, Bank Jatim juga secara berkelanjutan mengakselerasi kinerja dan transformasi bisnis yang sehat menuju digital banking dengan SDM yang berdaya saing tinggi. Hal ini juga menjadi salah satu fokus utama Bank Jatim untuk memajukan perusahaan yang bukan hanya dari sisi pelayanannya saja, tetapi juga bersumber pada internal perusahaan atau SDM itu sendiri.

Sarana dan infrastruktur human capital yang diberikan terhadap asset paling berharga perusahaan ini menjadi salah satu inisiatif strategi Bank Jatim yang terus dikembangkan hingga saat ini. Perkembangan struktur organisasi, transparansi terhadap penilaian kerja secara obyektif, serta evaluasi kinerja dan promosi karyawan yang didasarkan pada hasil yang terukur mampu meningkatkan kemampuan bersaing baik di regional maupun internasional.

Selain itu, pembentukan Learning Center Bank Jatim sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM juga termasuk ke dalam inisiatif strategi Human Capital Bank Jatim sejak tahun 2022.

Dalam suatu kesempatan, Pgs Pimpinan Divisi Human Capital Bank Jatim Slamet Purwanto mengungkapkan, “Sebelumnya, aktivitas pendidikan dan pelatihan di Bank Jatim masih menggunakan pendekatan tradisional dengan pola yang bersifat reaktif dan taktis terhadap permasalahan organisasi. Selain itu, aktivitas pendidikan dan pelatihan hanya didasarkan pada permohonan dan keinginan masing-masing unit kerja tanpa dilakukan analisa kebutuhan pelatihan dan dampaknya pada kinerja unit sampai kinerja perusahaan. Hal tersebut menjadi kurang efektif dan efisien, sehingga secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja bisnis maupun non bisnis.” 

“Oleh karena itu, sebagai bentuk salah satu sarana pengembangan kompetensi SDM yang kompeten dan berdaya saing tinggi, perlu adanya pengembangan Learning Center ke arah yang lebih strategis,” lanjut Slamet.

Dari adanya demografi pegawai Bank Jatim yang mencapai 6.550 meliputi 4.266 pegawai organik dan 2.284 pegawai non-organik, 70% nya merupakan generasi Milenial. “Kita juga harus aware terhadap jumlah komposisi pegawai kami terkait pola pendidikan dan pelatihannya untuk memenuhi kebutuhan kompetensi pegawai secara digital,” ungkap Slamet.

Pengembangan Learning Center Bank Jatim

Dalam rangka transformasi Bank Jatim untuk bisa menjadi Corporate Univerity (CorpU), pengembangan Learning Center ini tentunya harus tetap sejalan atau in line dengan rencana pertumbuhan bisnis Bank ke depannya melalui program-program pendidikan yang terencana. Untuk menjadi CorpU, Bank Jatim melewati berbagai tahapan penyusunan Master Plan yang akan mulai diimplementasikan di tahun 2023 ini. 

Master Plan pengembangan Learning Center ini, dibagi menjadi 4 (empat) tahapan. Yang pertama, pemenuhan kurikulum dan ketentuan internal yang sudah terlaksana di tahun 2021. Kedua, memenuhi sarana dan prasarana termasuk digitalisasi yang diprioritaskan dalam pengembangan Learning Management System atau e-Learning. 

“Kami juga melakukan simulasi melalui aplikasi pembelajaran digital dari Telkom Group dimana aplikasi tersebut bisa membuat platform baru secara cepat tidak sampai 5 menit. Yang dulunya kita perlu create berbulan-bulan, dengan transformasi digital saat ini membuat segalanya menjadi lebih singkat dan efisien,” ujar Slamet.

Kemudian tahapan yang ketiga, yaitu penerapan hybrid learning & peningkatan learning culture. Yang keempat, di tahun 2025 nanti Bank Jatim menargetkan sudah bertransformasi menjadi CorpU.

Dalam implementasinya, Bank Jatim juga dipenuhi dengan tantangan pelaksanaan dalam mewujudkan CorpU. Adapun tantangan tersebut meliputi adanya dinamika eksternal, khususnya kondisi persaingan usaha dan perkembangan industri dan regulasi perbankan. “Mengingat perbankan memiliki tingkat high regulated terkait peraturan di OJK dan Pemerintahan, sehingga tantangannya kita juga harus aktif dalam melihat perubahan kebijakan tersebut,” sambung Slamet.

Kemudian anggaran, untuk mewujudkan program apapun itu pasti membutuhkan anggaran yang sangat besar. Pentingnya dilakukan sosialiasi maupun support dari semua stakeholder baik itu staff maupun manajemen terkait kesiapan untuk mewujudkan CorpU juga menjadi hal yang sangat diperlukan. Tantangan selanjutnya yaitu pada penyesuaian organisasi yang berdampak terhadap volatilitas perumusan strategis pengembangan Corporate University Bank Jatim.

Dalam kurun waktu yang cukup singkat, implementasi formulasi Learning Center, Bank Jatim telah berhasil mengimplementasikan learning value chain (termasuk learning need diagnostic, learning design & development, learning delivery & deployment, dan learning impact & measurement) yang mulai dilaksanakan serta diakomodir dalam ketentuan internal Bank. Selain itu, pola pendidikan & pelatihan bagi pegawai Bank Jatim mulai bersifat strategis dirumuskan ke arah pencapaian visi-misi yang diselaraskan dengan corporate plan Bank. Pemanfaatan e-Learning itu sendiri membuat pelaksanaan pendidikan & pelatihan mulai terintegrasi dan tersinergi melalui optimalisasi peran dan fungsi lecturer internal. Tak hanya itu, roadmap Master Plan pengembangan Learning Center ini juga merupakan bagian dari insight positif yang didapat Bank Jatim dari adanya impelementasi formulasi Learning Center.

Guna mengakselerasi transformasinya, Bank Jatim turut menggandeng PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk untuk pengembangan implementasi Learning Center. Adapun dukungan tersebut meliputi 2 (dua) fase yakni Entering & Preparing, yang terdiri atas tahapan penggalian (self-assessment) terhadap kesiapan Bank Jatim untuk bertransformasi menjadi corporate university serta tahapan in-class training bagi pegawai Bank Jatim yang meliputi pelatihan mengenai learning value chain serta pelatihan mengenai pengembangan CorpU masterplan. Selain itu juga dilakukan Strategy Formulation, yang terdiri dari pendampingan terhadap penyusunan CorpU Masterplan Bank Jatim.

“Dengan menawarkan pola pendampingan dalam penyusunan dan pengembangan roadmap masterplan Learning Center, tentu berdampak pada kemampuan dan peningkatan kompetensi internal Learning Center Bank Jatim dalam menyusun kerangka dasar pengembangan Learning Center yang optimal,” ungkap Slamet.

Slamet melanjutkan, “Dalam prosesnya kami percaya bahwa PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk merupakan salah satu pelopor implementasi penerapan corporate university yang telah berpengalaman dalam melakukan pendampingan pengembangan sarana prasarana pendidikan dan pelatihan, serta telah menjadi contoh (benchmark) corporate university oleh berbagai lembaga yang telah diakui tidak hanya dalam lingkup nasional, namun juga lingkup global/ internasional.”

Kerja sama yang terjalin antara Telkom Indonesia dan Bank Jatim ini tentunya dapat menjadi roadmap terhadap peningkatan kualitas SDM khususnya dalam menghadapi era digital dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dimana Indonesia akan menjadi negara maju yang sejajar dengan negara adidaya, dengan generasi muda emas yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, produktif, dan inovatif di masa yang akan datang.

Share:
Latest Updates